JAM 4 pagi. Berteman kedap bilik bujang yang selalu menyempit fikiran, saya buku membaca Hadi Jaafar. Katanya dalam sajak Ode Kepada Penyair: “Untuk sajak-sajakmu yang selalu memancur hangat di malam-malam matiku yang dingin, terima kasih. / Untuk sajak-sajakmu yang selalu melantarkan jalan pulang tika aku tersesat dalam kabut kesenduan, terima kasih. / Untuk sajak-sajakmu yang menusuk masuk sebegitu lembut dan keras pula mengasak jiwaku, terima kasih.” Para penggemar buku dan sastera (dan sebenarnya seni-seni lain juga) berkongsi satu alasan untuk gemar pada seni-seni itu. Tiada bukti empirikal tapi saya yakin.…
Sila Log Masuk atau Langgan untuk membaca berita sepenuhnya