Ketimbang

Ketimbang

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on email
Share on telegram

Di dewan yang sarat dengan suara, di mana berpuluh-puluh wajah terbenam dalam pelbagai lapisan fikiran, ada satu suara yang melengking menembusi kesibukan. Suara itu datang dari seorang lelaki yang berdiri tegak di hadapan mikrofon, suaranya tenang tetapi tajam, seperti pedang yang diselaputi kabut. “Ketimbang kita terus berdebat tentang angka yang kaku, lebih baik kita menilai kemanusiaan dalam setiap perbelanjaan yang diluluskan untuk negara ini,” katanya, matanya yang redup menatap jauh ke hadapan. Di celah-celah pengucapan itu, ada beberapa pasang mata yang tertunduk. Bibir yang tersekat, cuba mencari sesuatu untuk dipertikai,…

 

Sila Log Masuk atau Langgan untuk membaca berita sepenuhnya

 

Tidak mahu terlepas? Ikuti kami di

 

BERITA BERKAITAN

Teruskan membaca

Nikmati akses tanpa had serendah RM9.90 sebulan

Sudah melanggan? Log Masuk untuk membaca berita sepenuhnya